Ada Kemungkinan 80 persen ini adalah kembaran bumi

Temuan planet baru mirip bumi dengan ukuran jauh lebih besar membuat para peneliti makin giat mengobservasi planet itu. Hasil observasi terbaru pun menunjukkan hal yang menggembirakan.

Did you know? 10 Pesawat Terburuk dan Teraneh yang Pernah Diciptakan

Perancangan dan pembuatan sebuah pesawat, membutuhkan tingkat perhitungan yang sangat detail. Tingkat kesalahan pada perhitungan sekecil apapun harus ditekan mendekati angka nol persen. Bukan hanya bisa terbang saja, namun kenyamanan, akselerasi dan manuvernya juga harus bisa memenuhi ekspektasi.

Astronomi : Satu Tahun Cahaya = Berapa Lama?

Kita sering membaca jarak benda-benda di langit menggunakan satuan tahun cahaya. Penggunaan kata "tahun" seolah menunjuk pada waktu, "berapa lama". Sesungguhnya yang dimaksud adalah satuan jarak.

"Keep It Simple Slide" Trik Merancang presentasi yang Briliant

Pada kesempatan ini kita akan bicara sedikit tentang filosofi KISS, bukan artinya “ciuman”, namun “KISS” disini diartikan sebagai “Keep It Simple Slide”. Sebelum masuk ke teknik membuat slide presentasi Anda menjadi simple, kita akan mengupas terlebih dahulu filosofi “Simplicity” ini.

Hebohnya Reaksi Bule Ditantang Makan Durian,Kapok atau Suka?

Durian adalah buah yang eksotis dan hanya ada di beberapa negara tropis. Indonesia termasuk negara beruntung yang bisa menghasilkan banyak durian enak. Walaupun buah yang satu ini aromanya tajam dan tidak disukai beberapa orang, tetap saja ada banyak penggemar durian.

Jumat, 22 Mei 2015

Mengejutkan, Kingkong Setinggi 3 Meter Pernah Hidup di Tanah Jawa

Rizkie's BLOG - Fosil pertama kera raksasa purba di Indonesia ditemukan di situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah. Penemuan tersebut memberi petunjuk bahwa kera raksasa purba atau kingkong pernah hidup di Indonesia, khususnya tanah Jawa.

Ilustrasi

"Ini ditemukan oleh warga pada bulan Juli lalu. Kita berhasil mengonfirmasi bahwa ini milik kera raksasa Jawa," ungkap Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta.

Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bawah. Awalnya, fosil itu diduga milik manusia. Akan tetapi, saat menganalisis ukuran dua gigi geraham yang besar, pihak Balai Arkeologi Yogyakarta meyakini bahwa fosil tersebut bukan milik manusia, melainkan kera raksasa.

Temuan ini mencengangkan sebab selama ini Gigantopithecus atau kera raksasa yang ukurannya mencapai 3 meter dipercaya hanya tersebar di Tiongkok, Asia Selatan, dan wilayah Vietnam yang dekat dengan Tiongkok.


"Ini temuan pertama di Indonesia," kata Siswanto. Dia menambahkan, kera raksasa yang ditemukan di Semedo berbeda dengan di Asia Selatan dan Tiongkok. "Kalau di India, misalnya, ukurannya lebih kecil," imbuhnya.

Ada beragam jenis Gigantopithecus yang tersebar di dunia, antara lain G giganteus, G bilaspurensis, dan G blacki. Jenis yang fosilnya dijumpai di Semedo adalah G blacki.

Tulang Gigantopithecus ini ditemukan pada lapisan tanah dengan umur geologi mencapai satu juta tahun lalu. Lokasi penemuan ini mendukung gagasan bahwa kera raksasa pernah menyebar hingga ke Indonesia.

Jutaan tahun lalu, daratan Asia dan wilayah Jawa, Sumatera, serta Kalimantan masih tergabung dalam satu pulau raksasa. Kondisi tersebut memungkinkan hewan darat seperti kera raksasa menyebar hingga ke Tanah Air.

Siswanto mengutarakan, kera raksasa purba menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun lalu. Setelahnya, spesies tersebut punah, diduga akibat perubahan iklim.

"Ada perubahan iklim mendadak dari ekstrem dingin menjadi kering. Kera raksasa dengan ukurannya yang besar tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga akhirnya punah," ujar Siswanto.

Siswanto percaya, kera raksasa tidak hanya bisa dijumpai di Jawa, tetapi juga Sumatera dan Kalimantan. Hanya, kondisi pengendapan di Sumatera dan Kalimantan mungkin tidak mendukung terawetkannya tulang sehingga fosil tak ditemukan.

Siswanto menguraikan temuan fosil kingkong purba tersebut dalam acara kuliah umum di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Dalam acara itu, dia juga menguraikan temuan penting lain di situs Semedo.

Salah satu temuan lain dari situs Semedo adalah gajah kerdil purba atau Stegodon (pygmy) semedoensis. Jenis stegodon tersebut diyakini endemik Semedo, tak bisa dijumpai di wilayah lain.




Terkait
Kompas

Kamis, 21 Mei 2015

Rp 15T untuk membangun Kapal Pesiar Super Megah Triple Deuce

Rizkie;s BLOG-Triple Deuce akan menjadi kapal layar terbesar dan termahal di dunia saat selesai dibangun pada 2018. Kapal ini rencananya akan menghabiskan 778 juta pound sterling (sekitar Rp 15 triliun).

Kapal berukuran panjang 222 meter, memiliki tujuh geladak, dua kolam renang, beberapa pemandian air panas, dan kamar master berukuran 275 meter persegi. Semua fasilitas mewah ini akan menjadikannya yang menjadikannya sebuah kapal pesiar super.

Biaya operasi Triple Deuce diperkirakan mencapai angka US$ 20 juta - USD$ 30 juta per tahunnya (sekitar Rp 256 miliar - Rp 380 miliar).

Dengan panjang 222 meter, kapal ini akan mengalahkan kapal pesiar milik Roman Abramovich, yang memiliki panjang 163 meter, dan kapal pesiar milik Presiden Uni Emirat Arab, yang memiliki panjang 182 meter.

Identitas sang pemilik superyacht masih misterius. Broker dari 4Yacht yang mengerjakan proyek ini, Craig Timm, mengatakan sang pemilik membuat kapal ini karena ingin memamerkannya kepada yang lain.

“Klien kami khawatir jika kami hanya membuat kapal berukuran 220 meter, orang lain akan mencoba membuat kapal yang lebih besar. Dengan membuat kapal berukuran 222 meter sang pemilik ingin agar rekor ini sulit ditandingi,” kata Craig, seperti dilansir Daily Mail, Kamis lalu, 12 Februari 2015.

“Ini seperti perlombaan untuk membuat gedung tertinggi,” tambah Craig. Saat ini masih belum diputuskan galangan kapal mana yang akan membangun kapal ini.

Rekor kapal pesiar terbesar di dunia saat ini dipegang oleh Azzam, milik Keluarga Kerajaan Uni Emirat Arab, yang selesai pada 2013. Sebelumnya rekor ini dipegang oleh Eclipse milik bos klub sepakbola Chelsea, Roman Abramovich




Sumber

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...