Rizkie's BLOG - Sebuah pesantren di Lamongan, Jawa Timur sejak dini mengajarkan kepada
para santrinya untuk bersedekah kepada sesama. Bukan cuma uang yang
disedekahkan, apa saja yang dimiliki demi untuk membantu sesama bisa
disedekahkan, keahlian sekali pun.
Pesantren yang berada di Desa
Turi, Kecamatan Turi, Lamongan ini kerap membagi-bagikan lampu bekas
kepada warga sekitar, tentunya yang masih bisa dipakai.
Menurut
Gus Naim, salah satu pengasuh pesantren Yayasan Sumber Pendidikan Mental
Agama Allah (SPMAA), dari 300 santrinya, para santri putra ditugaskan
untuk memperbaiki lampu-lampu yang mati, sementara santri putri yang
bertugas membagikannya kepada warga sekitar.
"Jadi ada pembagian tugas," kata Gus Naim kepada merdeka.com, Kamis (27/2).
Tak
cuma fokus bagi-bagi lampu saja, yayasan tempat Gus Naim bernaung juga
aktif di bidang sosial. Misalnya saat Gunung Kelud meletus beberapa
waktu lalu, Gus Naim mengirimkan santrinya untuk membantu para korban
letusan Gunung Kelud.
Adapun Yayasan SPMAA menaungi sekolah
menengah pertama dan atas, atau di pesantren biasa disebut Madrasah
Tsanawiyah (MtS) dan Madrasah Aliyah (MA). Yayasan SPMAA ini juga
memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, baik yang
sudah dalam bentuk sekolahan, atau pun misalnya cuma sebatas Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) saja.
"Santri-santri kami bukan dari
nonmuslim saja, bahkan santri kami ada yang pastur, pendeta dan
biarawati," ujar pria yang ditugasi untuk mengelola Madrasah Aliyah
Ruhul Amin, yang masih berada dalam naungan Yayasan SPMAA ini.
Dia
menambahkan, pesantren yang dia kelola ini tidak memiliki afiliasi
dengan kekuatan partai mana pun, atau organisasi Islam mana pun.
"Kami
tidak berafiliasi dengan partai politik atau organisasi Islam mana pun.
Santri kami ada yang NU, Muhammadiyah. Kami ini NKRI," tutupnya.
Sumber : Merdeka
Kamis, 27 Februari 2014
Sedekah tanpa menunggu kaya, pengasuh ponpes sebut demi NKRI!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar